Luwuktimes.co.id, Palestina— Pendudukan Israel menginstruksikan bala tentaranya untuk membunuh pekerja media, yang setiap hari mengungkapkan aksi kejahatan mereka di Jalur Gaza dengan membunuh warga sipil tak berdosa, anak-anak, wanita dan lansia serta menghancurkan pemukiman dan fasilitas lainnya.
Target pembunuhan jurnalis di Jalur Gaza, Palestina, karena dianggap berkontribusi terhadap penyebaran narasi dan fakta atas kejahatan Israel.
Sementara Israel, melalui branding medianya melancarkan propagandanya yang mengklaim hanya memburu pasukan Gerakan Perlawanan Islam-Hamas, tidak membunuh warga sipil di Gaza.
Akibatnya, sudah puluhan jurnalis dari berbagai media dinyatakan syahid selama ‘Badai Al-Aqsha’ sejak 7 Oktober 2023.
Kantor Media Pemerintah di Gaza menerbitkan nama-nama jurnalis yang menjadi martir selama perang brutal di Jalur Gaza.
Nama-nama jurnalis yang tewas sudah mencapai 98 orang dirilis Kantor Media Pemerintah di Gaza, Kamis (21/12/2023).
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Di antara orang-orang mukmin ada orang-orang yang menepati janjinya kepada Allah, dan di antara mereka ada pula yang telah terkabulkan cintanya, dan di antara mereka ada pula orang-orang yang menantikan, dan mereka tidak mengubahnya sedikit pun,” demikian petikan rilis Kantor Media Pemerintah di Gaza.
Terhadap puluhan jurnalis yang syahid di Jalur Gaza dalam posisi sedang melakukan tugas mulia, Kantor Media Pemerintah berduka.
“Dengan penuh kebanggaan atas para jurnalis terhormat yang menjadi martir setelah menjalani karir media yang penuh kerja keras,” ungkap Kantor Media Pemerintah di Gaza.
Para pahlawan kalangan jurnalis ini sebut rilis Kantor Media Pemerintah di Gaza, dibunuh oleh tangan Israel yang pengkhianat selama perang brutal dalam upaya untuk mengaburkan narasi Palestina dan mengaburkan kebenaran.
Discussion about this post