LUWUKTIMES.CO.ID— Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Provinsi Sulawesi Tengah dan Universitas Tadulako (Untad) Palu menggelar focus group discussion (FGD) riset solusi dampak hilirisasi nikel dalam pemanfaatan limbah slag nikel PT IMIP sebagai material jalan ramah lingkungan. FGD berlangsung di Aula Nagaya Brida, Senin (18/3/2024).
FGD dimoderatori oleh Kepala Bidang Riset, Inovasi dan Teknologi Daerah, Hasim R. Dengan menghadirkan narasumber Prof. Darmawati Darwis, PhD. Dia selaku ketua tim dalam riset tersebut.
FGD juga dihadiri oleh perangkat daerah terkait seperti perwakilan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sulteng, perwakilan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Sulteng, perwakilan Bappeda Sulteng serta pejabat administrator lingkup Brida Provinsi.
Dalam materi pada riset hilirisasi nikel ini, Prof. Darmawati Darwis menjelaskan, Indonesia memiliki cadangan nikel (bijih/logam) nomor satu di dunia.
Dan sebagian besar berada di tiga provinsi wilayah timur Indonesia, termasuk Provinsi Sulawesi Tengah.
Besarnya peningkatan produksi ini sejalan dengan meningkatnya limbah sampingan produksi terak (slag) yang dihasilkan dari pengolahan nikel.
Industri smelter dan pemurnian domestik menghasilkan sekitar 21,8 juta slag per tahun.
Dimana baja dan nikel menjadi industri yang menghasilkan slag terbesar, dengan jumlah produksi slag nikel di Indonesia mencapai 13 juta ton pertahun.
Dengan jumlah tersebut, akan menimbulkan permasalahan seperti gangguan estetika seperti perubahan warna dan rasa air dan berbahaya bagi kehidupan tanaman dan hewan.
Termasuk berbahaya bagi kesehatan manusia serta menyebabkan kerusakan pada ekosistem.
Beberapa industri smelter sudah melakukan pemanfaatan slag untuk internal perusahaan. Akan tetapi volume yang dimanfaatkan sangat kecil dibandingkan slag nikel yang dihasilkan.
Untuk itu, diperlukan jalan keluar agar dapat dimanfaatkan untuk mengurangi eksploitasi alam.
Discussion about this post